Kawan……..bagaimana caramu menikmati keindahan dalam sebuah perjalanan? Membuka jendela kendaraan roda empatmu dan membiarkan angin menerpa wajahmu? Melihat pohon, bukit, sawah, dan sungai atau arsitektur tua dalam hitungan kejapan mata? Lalu berhenti disebuah warung makan untuk menikmati kudapan dan makan siang?
Kami memilih cara yang berbeda walaupun tujuan kota kita mungkin sama. Kami membiarkan angin menerpa dari ujung kepala hingga tumit kami. Kami melihat pohon, bukit, sawah, dan sungai atau arsitektur tua dalam tempo yang jauh lebih lambat sehingga kami bisa menikmati detailnya. Lalu kami dapat berhenti kapan saja selama ada cukup ruang untuk turangga kami, sebuah sepeda tandem dan gerobak kecilnya. Continue reading