Ulang tahun Jakarta dan harapan untuk ruang terbuka hijau

Semakin tua semakin bijak dan semakin tentram hatinya. BUT, this is not the case for the (never) emerging metropolitan city, Jakarta. Di ulang tahunnya yang ke 482, Jakarta malah terkesan semakin tidak ramah bagi penghuninya.

Salah satu indikator nyaman atau tidaknya sebuah kota (besar) adalah tersedianya ruang terbuka hijau (RTH) yang mencukupi bagi pemenuhan aspek kesehatan lingkungan (paru-paru kota dan daerah resapan air), rekreasi, dan estetika. Apa saja komponen RTH? Ruang terbuka hijau sebagai “paru-paru kota” bisa berupa taman kota, hutan kota, lapangan olahraga, kuburan, jalur hijau (jalan, bantaran rel kereta api, dan jalur tegangan tinggi), dan jalur biru (bantaran sungai, danau, waduk, situ, rawa-rawa, empang, pantai), yang bisa membuat lingkungan kota sehat (Kompas Media Cetak).

Continue reading

Karbon dioksida, perspektif baru gas rumah kaca (bagian 2 dari 3 tulisan)

Sebagaimana telah disebutkan dalam tulisan terdahulu, dibutuhkan suatu sistem teknologi penjerapan CO2 yang handal dan ekonomis demi terlaksananya program pengendalian buangan CO2.

Pengelompokan sistem penjerapan CO2

Secara umum ada dua mekanisme yaitu secara kimiawi dan fisikawi. Jika ditinjau dari materialnya maka bisa dikelompokkan dalam material cair dan padatan.

Uraian berikut ini akan sedikit menguliti aspek-aspek sistem penjerapan CO2.

Sebagaimana telah dituliskan pada bagian pertama, ada tiga rute penangkapan CO2 yang mungkin diterapkan pada sistem pembangkit energi berbahan bakar batu bara, yaitu post-combustion, pre-combustion, dan oxy-combustion.

Perhatian utama kini banyak ditujukan pada rute post-combustion karena sistem penangkapan CO2 bisa segera dibangun terpadu dengan pembangkit energi batu bara yang telah ada. Beberapa teknologi penangkapan CO2 yang sudah dikenal di dunia industri (konvensional) adalah alkanol amine (monoethanol amine, diethanol amine, atau triethanol amine) yang diencerkan dalam air. Teknologi ini telah digunakan luas dalam proses pemurnian gas alam (gas sweetening). Mekanisme penjerapannya berupa absorpsi kimiawi, dimana pada kasus alkanol amine primer mayoritas akan membentuk senyawa ammonium karbamat, sedangkan pada alkanol amine tertier memicu terbentuknya bikarbonat. Kelebihan dari sistem alkanol amine primer adalah efektifitas dan selektifitas yang tinggi dalam memisahkan CO2 dari komponen gas lain terutama nitrogen dan methan. Larutan alkanol amine juga ekonomis karena bahan bakunya cukup murah dan cukup menggunakan air untuk mengencerkannya. Kekurangan utama dari sistem ini adalah proses regenerasi (daur ulang) dari ammonium karbamat (untuk kasus alkanol amine primer) kembali menjadi alkanol amine. Dibutuhkan temperatur cukup tinggi untuk melepaskan kembali gas CO2 dari ammonium karbamat. Disamping itu, pemeliharaan alat juga cukup mahal karena larutan alkanol amine bersifat basa yang bisa menyebabkan pengaratan. Alkanol amine tertier tidak terlalu efektif dalam menangkap CO2 (lebih lambat) tapi karena membentuk bikarbonat ketika berinteraksi dengan CO2, proses regenerasi tidaklah sesulit alkanol amine primer.

Scheme 1. Typical CO2 capture process from industrial process and power plant

Scheme 1. Typical CO2 capture process from industrial process and power plant

Bersambung

Jika mata ingin bicara

Karbon dioksida, perspektif baru gas rumah kaca (bagian 1 dari 3 tulisan)

Pikiran sebagian ilmuwan dunia kini diarahkan pada besarnya buangan gas karbon dioksida (CO2) terhadap kelangsungan nasib bumi. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini konsentrasi CO2 yang beredar di permukaan bumi telah meningkat tajam. Perlu diingat adalah CO2 hanyalah salah satu komponen gas rumah kaca disamping gas methan (CH4) dan gas-gas chlorofluorokarbon (CFC). CO2 menjadi topik paling hangat karena konsentrasinya meningkat secara exponensial seiring dengan proses industrialisasi, sedangkan CH4 biasanya diproduksi alamiah (dari proses pembusukan material organik). CFC sendiri produksi dan pemanfaatannya sudah jauh berkurang. disamping itu, pemanfaatan CO2 yang dijerap dari cerobong-cerobong industri sungguh menantang alam pikir dan memiliki masa depan ekonomi.

Continue reading